23.4.10

happy sunday and bad on the monday :)

Hidup.

kata ini adalah anugerah, tentang perjalanan yang seharusnya jadi menyenangkan.
tentang nafas yang selayaknya menjadi syukur dan senyuman yang menjadi obat penyemangat.

Cinta.

kata yang hanya dapat terjawab dari pengalaman, pensyukuran, bukan ritual pembelajaran,
bukan juga bisik sentilan ataupun perkenalan sambilan.

Hidup dan Cinta,
selalu,

air mata jadi pelengkapnya, bahkan terkadang menjadi perjalanan utama menuju intinya.
arti hidup. arti cinta.

(upaya pembuatan tagline film 'happy sunday and bad on the monday' > juni 2010. cinematography '08)

12.4.10

comic and storyboard making

ENJOY! :)























script plus character comic

lanjut masih tentang komik
yang ini scriptnya

Hal 1, setting tempat pernikahan, depan rumah kayu, kamar tidur
Panel 1 [medium shot, tampak depan, eye level]
Dodo : (dalam batin) pernikahan itu
Panel 2 [medium shot, tampak samping, eye level]
Dodo : (dalam batin) awal masa bahagia untuk ibu
Panel 3 [long shot, tampak atas, high level]
Dodo : (dalam batin) sampai suatu hari ayah jatuh sakit karena penyakitnya
Hal 2, setting kuburan, kamar tidur
Panel 1 [ekstrim long shot, tampak samping depan, high level]
Dodo : (dalam batin) dan ternyata ibu harus berjuang sendiri
Panel 2 [medium shot, tampak samping, eye level]
Dodo : (dalam batin) menerima kehadiranku di dunia
Panel 3 [medium shot, tampak depan, eye level]
Dodo : (dalam batin) namun baginya aku adalah anugerah terindah dan penyemangat hidupnya
Hal 3, setting kamar tidur, rumah
Panel 1 [long shot, tampak samping, eye level]
Dodo : (dalam batin) ibu merawatku sejak kecil
Panel 2 [long shot, tampak depan, eye level]
Dodo : (dalam batin) dari kebutuhan balitaku juga saat pertama aku masuk sekolah
Panel 3 [medium shot, tampak depan, eye level]
Dodo : (dalam hati) saat aku beranjak dewasa
Panel 4 [close up, tampak atas, high level]
Dodo : (dalam hati) sampai tahap akhir kelulusanku di sekolah
Panel 5 dan ibu selalu terseyum untukku selalu berada di sampingku dan berjuang untukku
Hal 4 hingga tiba aku harus mulai belajar hidup sendiri belajar hidup untuk orang lain dan terutama untuk ibu
Hal 5, setting rumah, ibu sedang menjahit, Dodo duduk di sebelahnya
Panel 1 [medium shot, tampak depan, eye level]
Ibu : Le, sudah saatnya kamu kuliah
Dodo : iya, bu
Panel 2 [medium shot, tampak samping, eye level]
Ibu : Ibu sudah berpikir, akan menguliahkan kamu ke Jakarta
Dodo : (Sedikit kaget) Jakarta, bu? Terus ibu bagaimana?
Panel 3 [medium shot, tampak depan, eye level]
Ibu : ndak papa to ibu, le. Baik-baik saja.
Dodo : tapi yang jaga ibu?
Ibu : banyak tetangga kok.
Hal 6 setting rumah
Panel 1 [close up, tampak samping, eye level]
Dodo : terserah ibu saja, aku ngikut
Ibu : yowes, besok kita persiapkan keperluanmu kuliah di Jakarta
Hal 7, setting kampus
Panel 1 [ long shot, tampak depan, eye level]
(Dodo sedang berjalan dan diolok-olok oleh teman-temannya)
Panel 2 [close up, dengan rokok didepan muka]
(Dodo memperlihatkan muka menolak saat ditawarkan rokok di depan mukanya)
Panel 3 [long shot, tampak depan, eye level]
Dodo : aku harus bertahan!
Hal 8, setting kamar kosan, Dodo tidur diatas kasurnya
Panel 1 [close up]
Suatu hari…
Dodo : aku harus bertahan. Biar bagaimanapun ini demi ibu
Hal 9, setting kampus
Panel 1 [medium shot, tampak depan, eye level]
(Dodo belajar membaca buku-bukunya)
Panel 2 [medium shot, tampak depan, eye level]
(Dodo berpikir tentang pelajaran-pelajarannya)
Panel 3 [medium shot, tampak depan, eye level]
(Dodo searching pengetahuan di internet)
Panel 4 terlihat sertifikat lulus Dodo yang mendapat beasiswa
Hal 10
Panel 1 [long shot]
(Dodo tersenyum memakai toga, bersalaman, diberi penghargaan mahasiswa terbaik)
Panel 2 [long shot]
(Dodo berubah gaya berpakaian)
Panel 3 [long shot]
(Terlihat Dodo dan istrinya menikah)
Hal 11, setting rumah, rumah sakit
Panel 1 [long shot]
(Ibu terjatuh)
Panel 2 [close up]
Dodo dan dokter bercakap-cakap
Panel 3 [long shot]
Dodo sedih.
Panel 4 [long shot]
Dodo : ibuuuuu!
Hal 12, setting kuburan, rumah
Panel 1 terlihat nisan ibu
Panel 2 terlihat istri dodo menemukan sebuah buku
Panel 3 buku harian ibu beserta isinya


nah ini dia character chartnya. sebelumnya mau kasih tau
yang paling kiri itu ibu, yang tengah dodo, trus yang paling kanan istrinya Dodo
mereka-mereka ini yang berperan di komik saya
sisanya cuma figuran semata. hhehehe



then, ini design characternya tampak samping dan tampak belakang


ini ibu


ini dodo


dan ini istrinya dodo :)

nah, komiknya di posting berikutnya ajaa yaa
selamat menikmati :)

love. stella :)

storyline beserta pengantarnya :)

okay hari ini, setelah semua perjuangan dan pergumulan berat membuat komik *lebay dikit, akhirnya bisa di publish juga.
nanti yang saya publish adalah tugas uts mata kuliah comic and storyboard.
dari storyline, script, character designnya, character chartnya, sampe komiknya sendiri. hhehehe.
smoga semua yang ada disini, semua jerih payah saya, bisa menghasilkan nilai yang baik amin. (ok, pak Gum? hhehehe). smoga pak Gum baca. hehehe
sebelumnya big big thanks dulu buat Tuhan Yesus, udah kasi ide, kekuatan, kemampuan, semua-muanya deh, sampe komik ini bener-bener jadi.
trus thanks to Pak Gumelar, buat ilmunya yang berharga (ceileeee :p)
trus buat Panji Wijaya, yang kasi ide ilustrasi karakter nya. hhehehe. capcus dah anak animasi. hhehe. makasi ay :)
thanks to mama, papa, ade, oma, opa, temen-temen (semuanya aja deh kalo gtu. hhaha)
buat support, doa, canda tawa, dll.

udah basa basinya
mari kita mulai

ini storyline nya. oya judul komiknya Ibu sayang Dodo. hhehehe

Dodo adalah anak kesayangan ibu. Dari masa kecil sampai ia besar, ibu selalu hadir dalam setiap langkahnya. Ibu selalu bersabar saat harus mendengar tangis teriakan Dodo di malam hari. Ibu tak pernah lelah, menyusui Dodo saat kelaparan di tengah subuh, saat dimana seharusnya ibu tertidur lelap. Dodo tumbuh dewasa menjadi anak lelaki gagah dewasa. Membuat ibu merasa semakin hari semakin ada seorang jagoan penjaga dalam hidupnya. Ibu memperhatikan setiap kelakuan dan kegiatan Dodo, namun tanpa mau kelihatan terlalu over-protective. Ayah Dodo sudah lama meninggal. Beliau sudah tiada semenjak Dodo belum dilahirkan. Sejak saat itu, ibu menjadi orangtua tunggal yang tak pernah berniat mencari ayah baru untuk Dodo. Ia merawat dan membiayai Dodo sepenuh hati dengan kerja keras dan jerih payahnya sendiri.
Tiba saatnya Dodo harus menduduki bangku perkuliahan. Ibu memutuskan mengirimkannya ke Jakarta untuk menempuh perkuliahan yang lebih baik. Awalnya Dodo hanya seorang pemuda polos yang memasuki dunia perkuliahan tanpa bekal yang cukup untuk menjadi seorang kota. Ia belajar mengenal dan memahami berbagai macam orang yang selama ini tak banyak ia temui. Orang kota yang kelihatannya hampir semuanya sama, mempunyai kebiasaan yang sama, namun berbeda dengan kebiasaan hidup Dodo sebelumnya. Ada beberapa hari di hidup barunya, ia merasa terkucil karena hidupnya yang sama sekali berbeda dengan teman-temannya yang katanya ‘orang kota’ tersebut. Ada beberapa saat Dodo kehilangan kepercayaan dirinya dan ingin sekali kembali ke kampung. Dodo berpikir, lebih baik nyawah di kampung daripada harus terkucil di kota besar seperti itu. Ibu di kampung, terkadang merasa tak enak saat mengingat keberadaan anaknya di kota. Biasa, keresahan dan kesensitifan seorang ibu. Namun doa ibu tak pernah lepas untuk memberkati Dodo. Dodopun di kota selalu mengurungkan niatnya menyerah demi ibu. Kerja keras Dodo dan disertai doa Ibu tak pernah jadi sia-sia.
Semakin hari Dodo belajar untuk menjadi seorang lelaki tangguh dan mapan. Sampai akhirnya Dodo sukses, dan hidup bahagia bersama ibu dan keluarganya. Namun suatu hari, saat anaknya yang pertama berumur 6 tahun, Dodo mengetahui bahwa ibunya adalah pengidap penyakit kanker yang selama ini tak pernah sekalipun dikeluhkan padanya. Dodo berusaha memberikan ibunya berbagai cara pengobatan untuk kesembuhan ibu. Namun suatu hari, ajal memang harus menjemputnya. Saat terakhir Dodo melihat ibu, saat itu istri Dodo yang sekaligus menantu kesayangan ibu, diberi sebuah buku, yang ternyata adalah buku harian ibu selama hidupnya sampai Dodo mempunyai seorang anak yang pertama. Dodo dan istrinya membuka helai perhelai buku itu dan membaca.