12.4.10

storyline beserta pengantarnya :)

okay hari ini, setelah semua perjuangan dan pergumulan berat membuat komik *lebay dikit, akhirnya bisa di publish juga.
nanti yang saya publish adalah tugas uts mata kuliah comic and storyboard.
dari storyline, script, character designnya, character chartnya, sampe komiknya sendiri. hhehehe.
smoga semua yang ada disini, semua jerih payah saya, bisa menghasilkan nilai yang baik amin. (ok, pak Gum? hhehehe). smoga pak Gum baca. hehehe
sebelumnya big big thanks dulu buat Tuhan Yesus, udah kasi ide, kekuatan, kemampuan, semua-muanya deh, sampe komik ini bener-bener jadi.
trus thanks to Pak Gumelar, buat ilmunya yang berharga (ceileeee :p)
trus buat Panji Wijaya, yang kasi ide ilustrasi karakter nya. hhehehe. capcus dah anak animasi. hhehe. makasi ay :)
thanks to mama, papa, ade, oma, opa, temen-temen (semuanya aja deh kalo gtu. hhaha)
buat support, doa, canda tawa, dll.

udah basa basinya
mari kita mulai

ini storyline nya. oya judul komiknya Ibu sayang Dodo. hhehehe

Dodo adalah anak kesayangan ibu. Dari masa kecil sampai ia besar, ibu selalu hadir dalam setiap langkahnya. Ibu selalu bersabar saat harus mendengar tangis teriakan Dodo di malam hari. Ibu tak pernah lelah, menyusui Dodo saat kelaparan di tengah subuh, saat dimana seharusnya ibu tertidur lelap. Dodo tumbuh dewasa menjadi anak lelaki gagah dewasa. Membuat ibu merasa semakin hari semakin ada seorang jagoan penjaga dalam hidupnya. Ibu memperhatikan setiap kelakuan dan kegiatan Dodo, namun tanpa mau kelihatan terlalu over-protective. Ayah Dodo sudah lama meninggal. Beliau sudah tiada semenjak Dodo belum dilahirkan. Sejak saat itu, ibu menjadi orangtua tunggal yang tak pernah berniat mencari ayah baru untuk Dodo. Ia merawat dan membiayai Dodo sepenuh hati dengan kerja keras dan jerih payahnya sendiri.
Tiba saatnya Dodo harus menduduki bangku perkuliahan. Ibu memutuskan mengirimkannya ke Jakarta untuk menempuh perkuliahan yang lebih baik. Awalnya Dodo hanya seorang pemuda polos yang memasuki dunia perkuliahan tanpa bekal yang cukup untuk menjadi seorang kota. Ia belajar mengenal dan memahami berbagai macam orang yang selama ini tak banyak ia temui. Orang kota yang kelihatannya hampir semuanya sama, mempunyai kebiasaan yang sama, namun berbeda dengan kebiasaan hidup Dodo sebelumnya. Ada beberapa hari di hidup barunya, ia merasa terkucil karena hidupnya yang sama sekali berbeda dengan teman-temannya yang katanya ‘orang kota’ tersebut. Ada beberapa saat Dodo kehilangan kepercayaan dirinya dan ingin sekali kembali ke kampung. Dodo berpikir, lebih baik nyawah di kampung daripada harus terkucil di kota besar seperti itu. Ibu di kampung, terkadang merasa tak enak saat mengingat keberadaan anaknya di kota. Biasa, keresahan dan kesensitifan seorang ibu. Namun doa ibu tak pernah lepas untuk memberkati Dodo. Dodopun di kota selalu mengurungkan niatnya menyerah demi ibu. Kerja keras Dodo dan disertai doa Ibu tak pernah jadi sia-sia.
Semakin hari Dodo belajar untuk menjadi seorang lelaki tangguh dan mapan. Sampai akhirnya Dodo sukses, dan hidup bahagia bersama ibu dan keluarganya. Namun suatu hari, saat anaknya yang pertama berumur 6 tahun, Dodo mengetahui bahwa ibunya adalah pengidap penyakit kanker yang selama ini tak pernah sekalipun dikeluhkan padanya. Dodo berusaha memberikan ibunya berbagai cara pengobatan untuk kesembuhan ibu. Namun suatu hari, ajal memang harus menjemputnya. Saat terakhir Dodo melihat ibu, saat itu istri Dodo yang sekaligus menantu kesayangan ibu, diberi sebuah buku, yang ternyata adalah buku harian ibu selama hidupnya sampai Dodo mempunyai seorang anak yang pertama. Dodo dan istrinya membuka helai perhelai buku itu dan membaca.

No comments:

Post a Comment